Saya adalah wanita biasa yang mempunyai impian besar,,entah bagaimana cara saya menggapainya..hanya cukup berusaha, berdoa dan percaya kepada Allah,,,it will be come true......^_^..Gomawoo

Sabtu, 07 Juni 2014

Lingkungan Interen & Eksteren Berkaitan Dengan Pemasaran





Lingkungan Interen & Eksteren Berkaitan Dengan Pemasaran

 


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

Semua perusahaan, baik yang berorientasi profit maupun non profit, harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan konsumen bila ingin tetap dapat beroperasi secara berkesinambungan dan sukses.  Kemampuan perusahaan dalam menentukan siapa yang menjadi konsumen dari produk/jasa yang dihasilkan merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan.  Berikutnya barulah perusahaan dapat memfokuskan diri untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen, cara-cara memenuhi kebutuhan itu dan akhirnya mengusahakan konsumen untuk tetap mengkonsumsi produk/jasa yang ditawarkan perusahaan.
Di samping itu, perusahaan harus memiliki kemampuan pula untuk menyampaikan informasi kepada konsumen bahwa mereka telah menghasilkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Di sinilah fungsi pemasaran (marketing) menonjol. Ia menjadi penghubung antara organisasi dan konsumen.  Dalam pemasaran terdapat lingkungan pemasaran yang terdiri dari beberapa faktor dan kekuatan yang mampu mempengaruhi perkembangan suatu perusahaan. 
Dari latar belakang diatas, penulis menyusun resume yang berjudul Lingkungan Pemasaran Internal dan Eksternal Berkaitan Dengan Pemasaran dan sekaligus untuk memenuhi dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Lab Management.

1.2  TUJUAN

Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini :
1.    Memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen Lab Manangement.
2.   Mengetahui dan memahami lingkungan eksternal dan internal berkaitan terhadap perusahaan.
3.    Mengetahui dan memahami beberapa lingkungan pemasaran.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1  LINGKUNGAN ORGANISASI / PERUSAHAAN
Lingkungan organisasi adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi kelangsungan, eksistensi, keberadaan, dll yang menyangkut organisasi baik dari dalam maupun dari luar. Didalam Lingkungan Organisasi dalam Perusahaan terdapat satu Lingkungan yang di sebut Lingkungan Pemasaran. Lingkungan Pemasaran yaitu Perilaku dan kekuatan di luar pasar / pemasaran yang berdampak pada kemampuan mengelola pemasaran untuk mengembangkan dan yang mampu menjaga transaksi dengan pelanggan bisa berlangsung dengan lancar . Sebagai suatu system, manajemen pemasaran harus dapat terus menerus mengawasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang selalu berubah melalui informasi intelejen pemasaran dan riset pemasaran agar organisasi bertahan tetap hidup, karena perubahan lingkungan menawarkan peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan. Dalam lingkungan pemasaran ini terdapat Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal.

2.2 Lingkungan Internal

Lingkungan   internal   adalah   lingkungan   yang  terdiri  dari  variabel kekuatan  dan  kelemahan  dalam  kontrol  manajemen  perusahaan.  Menurut Kotler (2009), pengidentifikasian faktor internal dapat memberikan gambaran kondisi suatu perusahaan, yaitu faktor kekuatan dan kelemahan. Perusahaan menghindari  ancaman  yang  berasal  dari  faktor  eksternal  melalui  kekuatan yang dimilikinya  dari faktor internal.  Sedangkan  kelemahannya  dari faktor internal dapat diminimalkan dengan melihat peluang dan faktor eksternalnya.
Menurut  Umar  (2008),  pengkategorian  analisis  lingkungan  internal sering diarahkan pada enam aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi pemasaran, keuangan, produksi/operasi, sumber daya manusia dan sistem informasi manajemen.

1.   Pemasaran

Pengertian  pemasaran  menurut  Kotler  (2009)  adalah  suatu  proses sosial yang didalamnya  individu dan kelompok  mendapatkan  apa yang mereka   butuhkan   dan   inginkan   dengan   menciptakan,   menawarkan dengan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Dalam pemasaran ini dibahas mengenai segmentasi, target dan posisi pasar serta bauran pemasaran

v  STP (Segmentation, Targeting, Positioning)

Menurut  Kotler  (2009),  segmentasi  pasar  merupakan  suatu usaha untuk meningkatkan ketepatan pemasaran perusahaan. Strategi segmentasi pasar adalah strategi untuk menciptakan dan mempertahankan  keunggulan  bersaing.  Perusahaan  perlu  memilih pasar   sasaran   yang   akan   dilayani   sesuai   dengan   kemampuan. Segmen pasar terdiri dari kelompok besar yang dapat diidentifikasi dalam sebuah pasar dengan keinginan,  daya beli, lokasi geografis, perilaku pembelian dan kebiasaan yang serupa.
Segmentasi adalah proses membagi pasar menjadi bagian yang lebih kecil yang memiliki karakteristik, keinginan, perilaku atau kebutuhan yang sama. Tujuannya antara lain : memahami kebutuhan pelanggan  dengan  lebih  baik,  memanfaatkan  sumber  daya  lebih efisien,   dan   memahami   situasi   persaingan   dengan   lebih   teliti (Chandra, 2009).
Strategi  target  pasar  atau  strategi  penentuan  pasar  sasaran adalah strategi dalam membidik konsumen. Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang-peluang segmen pasarnya, perusahaan tersebut  harus  mengevaluasi  beragam  segmen  serta  memutuskan berapa banyak dan segmen mana yang akan dibidik. Dalam indikator daya tarik segmen serta tujuan dan sumber daya perusahaan (Kotler,2009).

Strategi penentuan posisi pasar menurut Kotler (2009) adalah tindakan  merancang  tawaran  dan citra perusahaan  sehingga menempati  suatu  posisi  yang kompetitif  atau  terbedakan  (diantara pesaing) di dalam benak pelanggan sasarannya. Hasil akhir dari penentuan posisi adalah keberhasilan  penciptaan  suatu usulan nilai yang terfokus pada pasar, suatu pernyataan sederhana yang jelas mengapa pasar sasaran harus membeli produk tersebut.

v   Bauran Pemasaran (Marketing Mix)


Menurut Kotler (2009), marketing mix (bauran pemasaran) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan  pemasarannya  dalam pasar sasaran.  Menurut  McCarthy,  bauran pemasaran adalah peubah-peubah terkontrol yang dilaksanakan oleh perusahaan  untuk memuaskan  kelompok  sasaran.  E. Jerome McCarthy mengklasifikasikan  variabel-variabel  tersebut  menjadi  empat kelompok yang luas yang disebut 4P pemasaran yang terdiri dari Produk (Product), Harga   (Price),   Tempat   (Place),   dan   Promosi   (Promotion).   Untuk pamasaran  jasa, Payne (1993) mengemukakan  perluasan  bauran pemasaran tradisional ke dalam tujuh bauran pemasaran jasa, yaitu Orang (People), Proses (Process), dan Layanan Pelanggan (Customer Service).

a.       Produk (Product)

Kotler (2009), mendefinisikan  produk sebagai sesuatu yang dapat  ditawarkan  ke  pasar  untuk  mendapatkan  perhatian  untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.
Ciri-ciri dan karakteristik jasa adalah sebagai berikut :

1. Tidak  berwujud,  artinya  tidak  dapat  dirasakan  atau  dinikmati sebelum jasa tersebut dibeli.
2. Tidak  terpisahkan,  artinya  antara  si  pembeli  jasa  dengan  si penjual jasa saling berkaitan.
3. Beraneka   ragam   artinya   jasa   tidak   diperjualbelikan   dalam berbagai bentuk.
4. Tidak tahan lama, artinya jasa tidak dapat disimpan begitu jasa dibeli maka akan segera dikonsumsi.

b.      Harga (Price)

Harga  adalah  aspek  penting  dalam  kegiatan  bauran pemasaran. Penetuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk  dan  jasa.  Salah  dalam  menentukan  harga  akan  berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan (Kotler, 2009).

c.       Distribusi (Place)

Distribusi  mencakup  penggudangan,  saluran-saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi tempat, dan wilayah penjualan. Distribusi   menjadi   sangat   penting   ketika   sebuah   perusahaan berusaha   menerapkan strategi pengembangan pasar atau integrasi ke depan, David (2009).

d.       Promosi (Promotion)

Menurut Tjiptono (1997), promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran, yaitu berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk,  dan/atau  mengingat  pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

e.       Orang (People)

Menurut   Kasmir   (2000),   kepuasan   pelanggan   tergantung kepada kualitas yang terbaik, maka karyawan perlu dilatih agar menyadari pentingnya pekerjaan yang mereka jalankan. Pentingnya people dalam pemasaran berkaitan erat dengan internal marketing. Pemasaran  internal  adalah  interaksi  atau  hubungan  antar  setiap karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan, dengan tujuan untuk mendorong people agar dapat memberikan kinerja yang memuaskan kepada konsumennya.

f.       Proses (Process)

Menurut Husein Umar (2008), proses mencerminkan bagaimana  semua elemen bauran pemasaran jasa dikoordinasikan untuk  menjamin   kualitas  dan  konsistensi   jasa  yang  diberikan kepada konsumen.

g.      Layanan Pelanggan (Customer Service)

Menurut Kasmir (2000), pengertian Customer Service secara umum  adalah  setiap  kegiatan  yang diperuntukkan  atau ditujukan untuk  memberikan  kepuasan  kepada  nasabah  melalui  pelayanan yang   dapat   memenuhi   keinginan   nasabah.   Seorang   Customer Service memegang peranan yang sangat penting, disamping memberikan pelayanan juga sebagai pembina hubungan dengan masyarakat atau public relation.

2.  Keuangan

Kondisi  keuangan  sering  kali  dianggap  sebagai  ukuran  tunggal terbaik  dalam melihat  posisi bersaing  dan daya tarik keseluruhan  bagi investor.  Menentukan  kekuatan  dan  kelemahan  keuangan  suatu organisasi sangat penting agar dapat merumuskan strategi secara efektif (David, 2009).

3.    Produksi/operasi

Fungsi produksi/operasi  mencakup semua aktivitas yang mengubah input   menjadi   barang   atau   jasa.   Kegiatan   produksi   dan   operasi perusahaan paling tidak dapat dilihat dari keteguhan prinsip efisiensi, efektivitas dan produktifivas, Umar (2008).
                                                     
4.    Sumber Daya Manusia

Manusia merupakan sumber daya terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu, manajer perlu berupaya agar terwujud perilaku positif di kalangan karyawan perusahaan. Berbagai faktor-faktor yang perlu diperhatikan  adalah : langkah-langkah  yang jelas mengenai manajemen SDM, keterampilan dan motivasi kerja, produktivitas dan sistem imbalan (Umar, 2008).

5.    Sistem Informasi Manajemen

Tujuan sistem informasi manajemen adalah meningkatkan kinerja sebuah bisnis dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Menilai  kekuatan  dan  kelemahan  internal  sebuah  perusahaan  dalam sistem informasi manajemen adalah dimensi penting dari suatu audit internal (David, 2009).
2.3  Lingkungan Eksternal

Lingkungan  eksternal  meliputi  variabel  peluang  dan ancaman  di luar kontrol manajemen perusahaan. Audit eksternal terfokus pada upaya mengidentifikasi dan menilai trend, serta peristiwa di luar kendali suatu perusahaan. Tujuan audit eksternal adalah membuat daftar terbatas mengenai berbagai   peluang   yang  dapat  menguntungkan   perusahaan   dan  berbagai ancaman  yang  harus  dihindari  (David,  2009).  Lingkungan  eksternal  yang akan diteliti yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro.

2.3.1 Lingkungan Mikro

Menurut Kotler (2009), lingkungan  mikro adalah lingkungan  yang dekat  dengan  perusahaan,  dan  mempengaruhi  kemampuan  perusahaan yang bersangkutan  dalam melayani pelanggannya.  Komponen-komponen lingkungan mikro tersebut adalah sebagai berikut :

Ø  Pemasok

Pemasok  merupakan  perusahaan  yang menyediakan  sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan maupun pesaing untuk menghasilkan barang  dan  jasa,  seperti  perlataan,  tenaga  kerja,  bahan  baku,  bahan bakar atau listrik.

Ø   Perantara Pemasaran

Perantara pemasaran merupakan pihak-pihak yang membantu perusahaan dalam mempromosikan, menjual serta mendistribusikan produk  ke  pembeli  akhir,  seperti  perusahaan   distribusi,   biro  jasa pemasaran dan perantara keuangan.

Ø   Pelanggan (Nasabah)

Pelanggan merupakan konsumen yang membeli atau menggunakan barang   atau  jasa  yang  dijual  oleh  perusahaan.   Pelanggan   adalah individu atau rumah tangga, perusahaan yang membeli barang/jasa yang dihasilkan dalam ekonomi.

Ø   Pesaing

Pesaing  adalah  pihak  yang  menawarkan   kepada  pasar  produk sejenis  atau  sama  dengan  produk  yang  dikeluarkan  oleh  perusahaan atau produk substitusinya, di wilayah tertentu.

2.3.2. Lingkungan Makro

Menurut  Kotler  (2009),  lingkungan  makro  terdiri  atas  kekuatan sosial   yang   mempengaruhi    seluruh   perilaku   di   lingkungan   mikro perusahaan dan mempengaruhi kegiatan pemasaran perusahaan meliputi :

Ø  Lingkungan Demografis

Merupakan lingkungan yang menyangkut kependudukan seperti jumlah  penduduk,  kepadatan  penduduk,  lokasi penduduk,  usia penduduk, jenis kelamin dan pendidikan.

Ø  Lingkungan Ekonomi

Merupakan  faktor-faktor  yang mempengaruhi  daya beli dan pola pembelanjaan konsumen. Daya beli ini diukur dari tingkat pendapatan masyarakat dan perkembangan tingkat harga-harga umum.

Ø  Lingkungan Alam

Merupakan  kondisi  alam  pada  suatu  wilayah,  termasuk  sumber daya alam yang dibutuhkan seperti kebutuhan bahan baku, biaya energi, dan tingkat polusi.

Ø  Lingkungan Teknologi

Merupakan  kekuatan-kekuatan  yang menciptakan  teknologi  baru, menciptakan inovasi baru melalui pengembangan produk baru serta mampu menangkap peluang-peluang yang ada.

Ø  Lingkungan Politik/Hukum

Maksudnya adalah lembaga yang mengawasi perusahaan seperti badan   pemerintah,   kelompok   penekan   yang   mempengaruhi   dan membatasi  ruang  gerak  organisasi  dan  individu  dalam  masyarakat seperti lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Ø  Lingkungan Sosial/Budaya

Merupakan  lembaga-lembaga   atau  kekuatan  lain  yang mempengaruhi nilai di masyarakat seperti persepsi, preferensi, dan perilaku masyarakat terhadap produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.




2.4. Matriks Internal Factor Evaluation dan Eksternal Factor Evaluation

(IFE dan EFE)

Matriks   Internal   Factor   Evaluation   (IFE)   dan   Eksternal   Factor Evaluation  (EFE)  merupakan  salah  satu  teknik  perumusan  strategi  yang penting dan merupakan langkah pertama dari kerangka kerja perumusan yang disebut tahap input, yaitu meringkas informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan  strategi.  Menurut  David  (2009),  matriks  IFE  meringkas  dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dari perusahaan, sedangkan matriks EFE meringkas dan mengevaluasi informasi mengenai lingkungan eksternal, untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman. Penilaian intuitif diperlukan  dalam  mengembangkan  kedua  matriks  ini.  Matriks  ini menyediakan informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi pemasaran   secara  sukses   dengan   syarat  alat  ini  harus  disertai   dengan penelitian intuitif yang baik.

2.5.  Matriks Internal Eksternal (IE)

Menurut  David  (2009),  matriks  Internal  Eksternal  (IE)  merupakan langkah kedua dari kerangka kerja perumusan strategi yang disebut tahap pencocokan,  yaitu  tahap  untuk  menghasilkan  strategi  alternatif  yang  layak dengan   memadukan    faktor-faktor    internal   dan   eksternal.   Matriks   IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu total nilai IFE yang diberi bobot dan total nilai EFE yang diberi bobot.
Diagram tersebut dapat mengidentifikasikan Sembilan sel strategi perusahaan,  tetapi pada prinsipnya  kesembilan  sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu :
1.   Tumbuh dan Bina (Growth and Build)

Growth Strategy  merupakan  pertumbuhan  perusahaan  itu sendiri atau upaya diversifik. Pertama, divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV disebut  tumbuh  dan  bina.  Strategi  intensif  (penetrasi  pasar, pengembangan pasar dan pengembangan
produk) atau strategi integratf (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal) mungkin paling cocok untuk semua divisi ini.
2.   Strategi Pertahankan dan Pelihara (Hold and Maintain)\

Kedua,  divisi  yang  masuk  dalam  sel  III,  V,  atau  VII  terbaik  dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara melalui strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi ini diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan.
3.   Panen atau Divestasi (Harvest or Divestiture)

Ketiga, divisi yang masuk ke dalam sel VI, VII, atau IX adalah panen atau divestasi melalui strategi divestasi (memperbesar skala usaha perusahaan) atau likuidasi (memperkecil skala perusahaan).

2.6  Matriks SWOT

Matriks  Strengths   Weaknesses   Opportunities   Threats  (SWOT) merupakan perangkat pencocokkan yang penting yang membantu manajer mengembangkan   empat   strategi:   Strategi   SO   (Strengths-Opportunities), Strategi  WO  (Weaknesses-Opportunities),   Strategi  ST  (Strengths-Threats) dan Strategi WT (Weaknesses-Threats).

Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman menggunakan   kekuatan  perusahaan  untuk  menghindari   atau  mengurangi dampak ancaman eksternal. Sedangkan strategi WT atau strategi kelemahan- ancaman merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal (David, 2009).

2.7  Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM)

QSPM   adalah   alat   untuk   mengevaluasi   strategi   alternatif   secara obyektif,
berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk sukses internal dan eksternal yang dikenali sebelumnya. Seperti alat analisis perumusan strategi yang lain, QSPM memerlukan penilaian intuitif yang baik. QSPM merupakan tahap ketiga dari kerangka kerja analitik dalam perumusan  strategi. QSPM merupakan   salah   satu   teknik   analisis   yang   dirancang   untuk   membuat peringkat  strategi guna memperoleh  daftar prioritas  dan untuk  menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang layak. QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai straregi berdasarkan pada sejauh mana faktor-faktor sukses kritis internal dan eksternal perlu dimanfaatkan atau diperbaiki(David2009).
2.8  Pengertian Gadai
Menurut Harjito dan Maulana (2009) pengertian gadai menurut Pasal 1150  dalam  Kitab  Undang-undang  Hukum  Perdata,  Gadai  (pawn)  adalah suatu  hak  yang  diperoleh  seseorang  berpiutang  atas  suatu  benda  bergerak yang diserahkan  kepadanya oleh yang berutang atau oleh seorang lain atas namanya,  dan yang memberikan  kekuasaan  kepada si berpiutang  itu untuk mengambil pelunasan dari benda tersebut secara didahulukan daripada orang- orang berpiutang lainnya, kecuali haruslah didahulukan biaya untuk melelang barang serta biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang yang digadaikan tersebut.
Dari definisi gadai tersebut terkandung adanya beberapa unsur pokok, yaitu :

1. Gadai  lahir  karena  perjanjian  penyerahan  kekuasaan  atas  barang  gadai kepada kreditor pemegang gadai.
2. Penyerahan  itu dapat  dilakukan  oleh  debitor  atau  orang  lain atas nama debitor.
3.  Barang yang menjadi obyek gadai hanya barang bergerak, baik bertubuh maupun tidak bertubuh.
4. Kreditor pemegang gadai berhak untuk mengambil pelunasan dari barang gadai lebih dahulu daripada kreditor-kreditor lainnya.

2. 9 Penelitian Terdahulu

Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Bill  Rismon  (2010)  dengan  judul Arsitektur   Strategik   Perum   Pegadaian.   Analisis   dan   pengolahan   data dilakukan dengan cara analisa deskriptif dan kuantitatif dengan tahapan: (1) penilaian visi dan misi dengan analisa deskriptif, (2) analisis lingkungan eksternal makro (PEST) diolah secara AHP dan dianalisis secara deskriptif, (3) analisis lingkungan internal dengan memakai parameter rantai nilai (value chain)  diolah  secara  AHP  dan  dianalisis  secara  deskriptif,  (4)  memetakan posisi  Perum  Pegadaian  dalam  matriks  IE, (5) analisis  persaingan  industri bisnis gadai dianalisis  secara deskriptif,  (6) analisis kompetensi  inti Perum Pegadaian dianalisis secara deskriptif, (7) hasil analisa internal dan eksternal, persaingan  industri  serta  kompetensi  inti  yang  telah  dilakukan  digunakan untuk  memprediksi    masa   depan   industri   (industry   foresight)   Perum Pegadaian, (8) analisa kesenjangan (gap analysis) dengan tujuan untuk mengetahui kondisi ideal Perum Pegadaian dimasa yang akan datang, (9) merancang arsitektur strategik Perum Pegadaian untuk 5 tahun  kedepan, (10) tantangan   strategik   perusahaan   (Corporate   Stratgic   Challenges).   Hasil evaluasi   faktor   internal   (IFE)   Perum   Pegadaian   adalah   3,045   yang menunjukkan posisi Perum Pegadaian memiliki kemampuan untuk merespon kekuatan dan kelemahan secara baik. Hasil evaluasi faktor eksternal (EFE) Perum Pegadaian adalah   3,008 yang menunjukkan posisi Perum Pegadaian dapat
merespon peluang dan ancaman dengan baik. Hasil analisis yang dilakukan kepada responden diperoleh kompetisi inti yang saat ini dimiliki oleh Perum Pegadaian adalah (a) menaksir emas, (b) menaksir berlian dan (c) pelaksanaan lelang barang jaminan.
Penelitian  lain yang dilakukan  oleh Gupitri Handayani  (2006) adalah mengenai  Analisis  Strategi  Pemasaran  pada  PT  Bank  Rakyat  Indonesia (Persero)   Tbk   Cabang   Bogor.   Data   disajikan   secara   deskriptif   untuk mengetahui lingkungan internal dan eksternal PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Bogor. Selanjutnya, data diolah dan dianalisis dengan menggunakan empat alat analisis yaitu matriks IFE, matriks EFE, matriks IE dan QSPM. Hasil matriks IFE dan EFE diperoleh nilai internal sebesar 2,674 dan  nilai  eksternal  sebesar  2,481  yang  menempatkan   PT  Bank  Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Bogor berada pada sel V dari matriks IE. Berdasarkan  analisis QSPM diperoleh strategi pemasaran yang paling tepat untuk diterapkan di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Bogor berdasarkan prioritasnya yaitu meningkatkan kualitas pelayanan.
                                          














BAB 3
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
Dalam pembahasan di atas  dapat disimpulkan bahwa lingkungan internal dan eksternal sangat berperan dalam kemajuan pemasaran. Kedua lingkungan tersebut mempunyai fungsi  dan peran yang mampu membuat pemasaran tersebut berjalan dengan efektif dan mampu menghasilkan deviden yang besar. Aspek –aspek yang terkandung dalam Lingkungan Internal  seperti pemasaran,keuangan,Produksi,SDM dan Sistem Informasi Komunikasi mampu mendorong gerak strategi pemasaran yang kondusif. Sedangkan Lingkungan Eskternal berpengaruh dalam menjalin kemitraan dengan competitor guna menambah pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis internal bisnis yang dijalankan dalam usahanya tersebut.